Few are those who see with their own eyes and feel with their own hearts. - Albert Einstein
Saturday, 18 September 2010
Gadoh (2009)
Gadoh from Pusat KOMAS on Vimeo.
Synopsis
Gadoh tells a story of a group of teenagers who fought each other along racial lines; a cycle of hatred and violence further escalated by their environment and school system.
What was to be a quick resolution to improve the school’s bad image, was taken as an opportunity for one teacher who believed that real change was possible. She ropes in the help of an old friend and reluctant maverick theater activist for this arduous task.
Is there hope amidst the cycle of discrimination that surrounds us?
Watch Gadoh for their story, and what it may very well tell us about ourselves.
Wednesday, 15 September 2010
Islam adalah agama kerja
“.. Dan bekerjalah, Wahai Keluarga Daud, sebagai (ungkapan) syukur (kepada
Allah) (QS 34;14)
Banyak orang memberikan gambaran orang Islam yang baik dan taat, adalah semata-mata dari berapa banyak dia melakukan shalat sunat, doa-doa, dzikir-dzikir, dan lain-lain. Sangat jarang orang mengaitkan ketaatan beragama misalnya dengan bagaimana dia giat bekerja, tegar berusaha, rajin di laboratorium atau berperilaku hemat. Bahkan kadang orang yang "terlalu" giat bekerja dicap sebagai orang yang jauh dari agama.
Allah) (QS 34;14)
Banyak orang memberikan gambaran orang Islam yang baik dan taat, adalah semata-mata dari berapa banyak dia melakukan shalat sunat, doa-doa, dzikir-dzikir, dan lain-lain. Sangat jarang orang mengaitkan ketaatan beragama misalnya dengan bagaimana dia giat bekerja, tegar berusaha, rajin di laboratorium atau berperilaku hemat. Bahkan kadang orang yang "terlalu" giat bekerja dicap sebagai orang yang jauh dari agama.
Tentu benar, ketaatan beribadah (dalam arti ritual) menjadi syarat mutlak ketaatan seseorang, namun sesungguhnya kalau kita kaji lebih dalam Islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi kerja, amal saleh (yang artinya perbuatan baik), atau action. Kerja adalah bagian penting dari ibadah. Islam adalah agama kerja.
Berikut, akan disampaikan sepintas ilustrasi bagaimana Islam sesungguhnya meninggikan nilai kerja, amal nyata, atau action yang berguna bagi lingkungan dan bagi sesama.
Kerja adalah Pesan Moral dan Tindak Lanjut dari Ibadah Ritual
Kalau kita perhatikan ibadah (ritual) dalam Islam memiliki bentuk yang sangat khas dibanding dengan agama lain. Apa itu? Jika ibadah dalam agama lain dilakukan dengan kondisi relatif diam, tenang, dan pasif, maka ibadah dalam Islam sangat dinamis, dan penuh dengan gerakan-gerakan. Contoh sangat nyata adalah shalat.
Shalat adalah ibadah yang sangat sentral dan teragung dalam Islam, bahkan menjadi batas keimanan seseorang atau tidak. Kalau kita amati, shalat dari awal sampai dengan akhir, disertai dengan gerakan seluruh tubuh kita. Apalagi haji, sebagai ibadah paripurna seorang muslim. Haji adalan ibadah total action, sangat penuh dengan gerakan fisik. Kalau shalat meski penuh gerakan namun di tempat saja, maka haji gerakannya melintasi tempat yang jauh. Begitu juga puasa, zakat, semuanya action.
Ibadah adalah penghambaan kepada Allah semata, namun semua ibadah kita harus memiliki implikasi kerja, implikasi sosial. Bahkan tata urutan ibadah selalu terkait dengan kerja. Shalat, misalnya, didasari dengan wudlu (penyucian diri), diawali dengan takbir (pengagungan kepada Allah), dan diakhiri dengan salam ke kanan dan kekiri.
Salam adalah menyebarkan kedamaian, kesejahteraan dan keselamatan. Pesannya sangat jelas! Kegiatan ibadah shalat berupa ibadah penyucian diri, dan mengagungkan Allah, harus dibuktikan dengan menyebarkan kedamaian, kesejahteraan dan keselamatan kepada lingkungan. Dan itu –tidak bisa tidak- dilakukan dengan kerja, action.
Link: Islam adalah agama kerja
Thursday, 9 September 2010
Kemajuan negara mampu hapus perkauman: Dr M
2010/09/09 KUALA LUMPUR:
Bekas Perdana Menteri, Tun Dr Mahathir Mohamad yakin sikap perkauman yang menebal di kalangan sesetengah rakyat negara ini akan terhapus sedikit demi sedikit melalui kemajuan dicapai negara.
Beliau berkata, jika semua lapisan rakyat pelbagai kaum tidak lagi berasa terancam dan tertekan terutama dari segi ekonomi, mereka akan mudah mengaku bangsa Malaysia, bahkan melupakan asal usul mereka.
Sebagai contoh, katanya, di Amerika Syarikat, rakyat negara itu mengaku sebagai bangsa Amerika walaupun berasal dari Eropah, China atau India, serta tidak lagi menyebut berhubung asal usul mereka, selain menganggap semua rakyat sebagai warga negara.
“Kalau kita dapat bangunkan dan majukan negara, lama kelamaan perasaan bangga dengan negara akan mengatasi perasaan kaum yang ada pada kita semua.
“Bila kita sebut bangsa Malaysia, kita akui asal usul negara ini adalah negara Melayu yang sudah diterima sebagai negara Malaysia,” katanya kepada Berita Harian di pejabatnya di sini, semalam.
Dr Mahathir ditanya bagaimana cara mewujudkan semangat bangsa Malaysia di kalangan rakyat negara ini, ekoran isu perkauman yang dilihat semakin dimainkan pada masa ini.
Beliau berkata, sejak zaman pemerintahan Perdana Menteri pertama, Tunku Abdul Rahman, tanggungjawab dan layanan yang perlu diberi terhadap bukan Bumiputera di negara ini tidak pernah diabaikan.
“Mereka (bukan Bumiputera) mengutamakan pertumbuhan ekonomi dan bila ia dinikmati rakyat, mereka tidak lagi berasa dibezakan dari segi kaum dan mendapat nikmat dari Malaysia,” katanya.
Link: Berita Harian
Bekas Perdana Menteri, Tun Dr Mahathir Mohamad yakin sikap perkauman yang menebal di kalangan sesetengah rakyat negara ini akan terhapus sedikit demi sedikit melalui kemajuan dicapai negara.
Beliau berkata, jika semua lapisan rakyat pelbagai kaum tidak lagi berasa terancam dan tertekan terutama dari segi ekonomi, mereka akan mudah mengaku bangsa Malaysia, bahkan melupakan asal usul mereka.
Sebagai contoh, katanya, di Amerika Syarikat, rakyat negara itu mengaku sebagai bangsa Amerika walaupun berasal dari Eropah, China atau India, serta tidak lagi menyebut berhubung asal usul mereka, selain menganggap semua rakyat sebagai warga negara.
“Kalau kita dapat bangunkan dan majukan negara, lama kelamaan perasaan bangga dengan negara akan mengatasi perasaan kaum yang ada pada kita semua.
“Bila kita sebut bangsa Malaysia, kita akui asal usul negara ini adalah negara Melayu yang sudah diterima sebagai negara Malaysia,” katanya kepada Berita Harian di pejabatnya di sini, semalam.
Dr Mahathir ditanya bagaimana cara mewujudkan semangat bangsa Malaysia di kalangan rakyat negara ini, ekoran isu perkauman yang dilihat semakin dimainkan pada masa ini.
Beliau berkata, sejak zaman pemerintahan Perdana Menteri pertama, Tunku Abdul Rahman, tanggungjawab dan layanan yang perlu diberi terhadap bukan Bumiputera di negara ini tidak pernah diabaikan.
“Mereka (bukan Bumiputera) mengutamakan pertumbuhan ekonomi dan bila ia dinikmati rakyat, mereka tidak lagi berasa dibezakan dari segi kaum dan mendapat nikmat dari Malaysia,” katanya.
Link: Berita Harian
Tuesday, 7 September 2010
It is not easy to make change
"Whatever we try to do to improve or make changes for good, they will not be accepted by everybody. It is because of the mentality of our society.
"That is why we've not reached the first-class mentality of a developed country... because they think that things can be done the 'other way' and not by the law." - Inspector-General of Police (IGP) Tan Sri Musa Hassan
"That is why we've not reached the first-class mentality of a developed country... because they think that things can be done the 'other way' and not by the law." - Inspector-General of Police (IGP) Tan Sri Musa Hassan
Thursday, 2 September 2010
Subscribe to:
Posts (Atom)